BAB 2 Perakitan Produk
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:
1.
Memahami pengertian dan prinsip perakitan
2.
Menerangkan prose perakitan
3.
Menganalisis sistem perakitan
4.
Mengetahui rancangan perakitan
A. Pengertian &
Prinsip Perakitan Produk
Perakitan adalah suatu
proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat
atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila
obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah
bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara
bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya
perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian
komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan
pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang
baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk
pemakaian akhir.
Perakitan merupakan
proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya
proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang
sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam
perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
B.
Metode
perakitan.
Dalam produksi massal,
proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses
pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan
rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada
setiap produk dengan bentuk yang standar.
1.
Metode perakitan
ditinjau dari proses penyambungan komponen
a.
Metode Cascade
Metode Cascade adalah metode perakitan antara
komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak
digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet
atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen
dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan
dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini
dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini
menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang
akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku
putus.
b.
Metode
Keseimbangan
Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses
penyambungan komponen-komponen dengan menggunakan spot welding. Penggunaan
perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan
pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini
digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang
menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan
dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan
secara seimbang.
c.
Metode Bongkar
Pasang (Knock down)
Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih
populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk
perakitan.
Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya :
§ Memudahkan dalam mobilitas atau transfortasi.
§ Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian
komponen bagian dalam.
§ Memudahkan dalam operasional pekerjaan.
§ Konstruksi menjadi lebih sederhana
Penggunaan lebar bahan
dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini
umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan
metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran
lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang-lobang ini biasanya
dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih
besar dari lobang yang tetap.
2.
Metode perakitan
ditinjau dari sifat komponen yang dirakit
a.
Metode perakitan
yang dapat ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit
dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut
dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO,
DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau
komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih
cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen
yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu
kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
b.
Perakitan dengan
pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya
juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri
menurut batasan-batasan ukuran.
c.
Perakitan secara
individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya
tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam
pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu
komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian
pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang
pertama.
3.
Faktor Yang
Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan
1)
Jenisbahan yang
akandirakit
2)
Kekuatan yang
dibutuhkan
3)
Pemilihanmetodepenyambungan
4)
Pemilihanmetodepenguatan
5)
Penggunaanalat
bantu perakitan
6)
Tolerasi
7)
Bentuk/
tampilanproduk
8)
Ergonomis
9)
Finishing
4.
ProsedurPerakitan
Prosedurperakitankedalambeberapakegiatanyaitusebagaiberikut
:
a.
Persiapan
b.
Pelaksanaan
c.
Penyelesaian
Komentar
Posting Komentar